Sabtu, 14 April 2012

Kebutuhan pemasangan hip prosthetis di Indonesia cukup besar, bahkan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, pemenuhan kebutuhan hip prosthetis ini masih banyak disuplai dengan mengimpor dari luar negeri, sehingga harganya cukup mahal.

Hip prosthesis merupakan salah satu jenis peralatan medis yang biasa digunakan sebagai implan untuk mengembalikan fungsi tulang pangkal paha yang patah. Melihat kebutuhan dan harga yang cukup tinggi, Dr Alva Edy Tontowi, staf pengajar Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM, mengembangkan hip prosthesis dengan ukuran tulang manusia Indonesia.
Selain itu juga diharapkan dapat menggantikan hip prosthesis impor dengan harga yang relatif murah. Sehingga lebih banyak pasien penderita patah tulang yang bisa dilayani.

“Dari data di sejumlah rumah sakit besar di Yogyakarta menunjukkan setiap bulannya terdapat sekitar 16 pasien yang memasang hip prosthesis atau sekitar 192 unit per tahun, dengan ukuran bola hip bervariasi antara 36-46 milimeter. Sementara kebutuhan dalam negeri selama ini masih dipenuhi dengan produk impor dengan karkteristik postur tulang yang berbeda dengan orang Indonesia,” kata Alva, Jumat, 13 April 2012

Dari hasil kajian material dan pengalaman dokter bedah tulang di RS Sardjito, memperlihatkan bahwa walapun hip prosthetis yang dibuat dari baja stainless 316L sudah direkomendasikan oleh Foods and Drugs Agency (FDA)di Amerika Serikat sebagai material implan. Tetapi sifat biokompabilitas dan bioaktivitasnya belum sepenuhnya terjamin.

“Untuk itulah saya mencoba mengembangkan hip prosthetis yang diberi nama Gama-Hip Prosthesis yang berbeda dengan hip impor di pasaran," ucap Alva.

Hip buatan UGM memiliki perbedaan pada stemnya yang dilapisi Hydroxyapatite (HA) buatan Bioceramics Minifactory UGM. "Penambahan HA di stem untuk memberikan sifat bioaktif dan biointegrasi (pengikat) dengan jaringan sekitarnya,” ujarnya.

Di samping dikembangkan dengan struktur tulang manusia Indonesia, produk Gama-Hip Prosthesis ini relatif lebih murah dibanding produk impor. Harga prostethis jenis monopolar-hemiathroplasty berbahan baja stainless 316L atau AlTi6V4 biasa dijual dengan harga sekitar Rp8 juta hingga Rp12 juta per unit.
Sedangkan Gama-Hip prosthesis rencananya akan dipasarkan Rp5 juta per unitnya. “Mengingat banyaknya pasien pengguna dan harganya yang mahal
menjadikan belum semua pasien penderita patah tulang atas mendapat
pelayanan yang memadai.

Pengembangan Gama hip yang telah dilakukan sejak 2011 itu merupakan proyek riset program Risnas UGM 2011. Melibatkan divisi Ortopedi RSUP Dr Sardjito dan CV Perkakas Jogja. Alva menambahkan, saat ini ia memang belum melakukan uji klinis terhadap pasien secara langsung.

“Sebelum dikomersialkan nantinya akan dilakukan uji klinis dahulu. Sementara untuk patennya sedang dalam proses pengajuan ke Ditjen HAKI,” kata dia.

Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Broken Link ? or Any Request ? left your comment